Fenomena Psikologi dan Internet: Seks dalam Internet

10513451
Ahmad priajirianto
ahmad priajirianto
14513442
Intan permata
intan permata
17513703
Riky ilhamsyah
14513592
Izzah
izzah abidati rahman
14513446
Intan sarah
Teknologi informasi dan komunikasi kini telah berkembang sangat pesat, apalagi dengan semakin mudahnya akses internet. Kemajuan ini ternyata juga berdampak pada kehidupan seksual seseorang. Dimana mengubah konsep seksualitas tradisional menjadi modern. Melalui fasilitas internet, seseorang dapat memenuhi hasrat biologisnya.
Sebut saja Dodi, seorang accounting manager sebuah perusahaan ternama. Dia merupakan seorang yang mengikuti perkembangan jaman termasuk soal seks. “Sebagai pria normal, sungguh sangat wajar bila tergila-gila pada wanita, melalui cybersex ini kita dapat menikmati keindahan tubuh wanita tanpa harus menggunakan jasa prostitusi,” sebut pria berusia 34 tahun ini. Diakuinya, waktu senggang saat bekerjanya digunakan untuk mengkonsumsi gambar porno dari internet dan situs cerita seks, serta tidak jarang melakukan chat sex dengan wanita yang dikenalnya, awalnya memang iseng dilakukannya namun lama-lama menjadi ketagihan dan tak jarang mereka melakukanwebcam sex. Padahal Dodi sudah menikah 8 tahun dan memiliki 2 orang putra. Memang dia memiliki akses internet pribadi di kantornya yang tidak diawasi bosnya secara langsung. Dan diapun menganggap hal ini sangatlah wajar, apalagi sebagai pria.

Apa sih cybersex itu?
Cybersex, saat ini telah menjadi sebuah fenomena seksual yang bertumbuh cukup pesat, terutama di kota-kota besar dimana internet semakin mudah diakses. Apalagi ditambah pula semakin menjamurnya situs porno, fasilitas chatting yang menawarkan webcam dan internet phone. Bila sudah menjadi kecanduan, cybersex ini menjadi kombinasi adiksi, yaitu adiksi seks dan adiksi internet, dimana seseorang secara berulang menggunakan fasilitas internet guna pemuasan hasrat seksualnya. Secara harfiah, cybersex dapat diartikan sebagai pemuasan hasrat seksual menggunakan fasilitas internet. Bahkan, fenomena ini telah merambah dunia bisnis, tentunya untuk meraup keuntungan dari berbagai jasa yang ditawarkan.
Secara garis besar terdapat 3 kategori cybersex:
Online porn: gambar porno, dan cerita-cerita erotis
Real time interactionchatting dimana topik yang dibicarakan adalah seks, “berhubungan seksual” lewat dunia maya, webcam sex.
Multimedia-software: game erotis, video porno.

Kenapa sih bisa kecanduan cybersex?
Selain tentunya penyebab adiksi/kecanduan seperti pada umumnya, cybersex ini dapat menjerat para pelakunya menjadi kecanduan karena:
1. Aksesibilitas
Saat ini fasilitas internet telah dapat diakses dengan sangat mudah. Dalam arti dapat dikonsumsi secara publik dari berbagai golongan sosial tanpa memandang usia, pekerjaan, jenis kelamin, dll.
 2. Isolasi
Cybersex menawarkan kesempatan seseorang untuk terpisah dari orang lain, dan lebih jauh lagi untuk terperosok lebih jauh lagi dalam hal fantasi seksualnya tanpa takut tertular penyakit, kehamilan tak diinginkan, dll.
3. Anonim
Kondisi para pelaku cybersex yang anonim ini membuatnya lebih kecanduan menggunakan internet sebagai fasilitas pemuas hasrat seksual. Cybersex menawarkan anonimitas, dimana pelakunya tidak perlu takut dikenali masyarakat bila mengunjungi prostitusi, mengunjungisex shopstriptease club, dll. Dan identitas di dunia maya pun dapat dikaburkan.
4. Terjangkau
Saat ini, fasilitas cybersex sangat terjangkau, dan internet juga cukup murah. Fasilitaschatting gratis, begitupula materi-materi porno yang terkandung dalam berbagai situs porno juga banyak yang dapat dilihat tanpa biaya hingga dapat di-download dengan cepat. Tentu saja dibandingkan dengan jasa prostitusi yang berbayar dan berisiko tertular penyakit.
5. Fantasi
Cybersex juga menawarkan bagi pelakunya untuk berfantasi secara bebas dimana mungkin fantasinya itu bertentangan dengan norma masyarakat. Termasuk didalamnya adalah menentukan kriteria fisik lawan jenis yang diinginkan, skenario chat sex yang akan dinikmati, dll.

Lalu, bahaya ngga sih cybersex itu?
Secara umum, sebagaimana adiksi/kecanduan yang lainnya, akan meberikan dampak yang buruk jika telah berdampak pada kehidupan sehari-hari pelakunya sehingga mengganggu fungsi indivdu tersebut (pekerjaan, rumah tangga, dan hubungan sosial interpersonal lainnya). Karena dengan konsumsi internet, tentu akan melepaskan dirinya “sejenak” dengan dunia nyata termasuk hubungan sosial dengan orang lain. Tentu saja bila hal ini dfibiarkan akan memperburuk hubungan interpersonal orang tersebut yang bisa berakibat ke perceraian, pemecatan dari pekerjaan, dan dikucilkan masyarakat.
Walaupun telah dikatakan “anonim”, namun jika pelaku tidak berhati-hati dalam “berhubungan” melalui dunia maya ini, tentu saja dapat berdampak buruk pada imej dirinya di masyarakat (misalnya foto/video asusila yang tersebar luas di dunia maya karena kelalaian), apalagi bila orang tersebut adalah figur publik, seperti yang terjadi baru-baru ini pada artis-artis.
Akibat dari cybersex yang menyebabkan kecanduan ini, pelaku menjadi lebih kurang produktif, dan bisa jadi pada tingkat yang lebih berat lagi lebih menikmati masturbasi didepan komputer dibandingkan berhubungan dengan pasangan. Seperti yang telah disebutkan, kedua hal tadi dapat berakibat ke pemecatan dari pekerjaan dan perceraian.
Walau di Indonesia saat ini cybersex mungkin suatu yang tidak wajar. Tapi suatu saat, ketika perkembangan komputer dan pengakses internet sudah merata ke seluruh Indonesia cyber sex boleh jadi bisa menjadi suatu yang wajar. Fenomena ini mirip dengan homoseksual yang dulu dianggap sebagai penyimpangan seks dan bertentangan dengan norma masyarakat, namun saat ini (walaupun masih terdapat kontroversi) sudah mulai dapat diterima sebagai variasi preverensi seksual dan dianggap wajar.

Share:

10 komentar

  1. Terimakasih riky informasinya sangat bermanfaat:) menurut anda, cara apa yang paling tepat untuk mencegah terjadinya adiksi/kecanduan penyebab cybersex?

    BalasHapus
  2. terimakasih riky untuk informasi nya, menurut anda mengapa cybersex bisa di bilang wajar? sedangkan pada umum nya sudah jelas itu merupakan hal yag negatif dan tidak wajar di kalangan masyarakat.

    BalasHapus
  3. Terimakasih riki atas info nya sangat bagus dan bermanfaat sekali :)

    BalasHapus
  4. Terimakasih riky atas informasinya, sangat bermanfaat:)
    Saya ingin bertanya ,bagaimana cara untuk menghindari anak dibawah umur melihat situs-situs seks ini? Terimakasih riky:)

    BalasHapus
  5. terimakasih atas infonya,saya ingin bertanya cara apa yang tepat untuk mengatasi masalah cybersex di indonesia?

    BalasHapus
  6. Terimakasih informasinya riky, sangat bermanfaat dalam membantu saya belajar (:

    BalasHapus
  7. Terimakasih Riky atas informasinya, sangat bermanfaat dan menambah wawasan saya☺

    BalasHapus
  8. terimakasih informasi yng sngat bagus riky

    BalasHapus